21 Mei 2008 |
DISKUSI PUBLIK ”RELEVANSI SENI BUDAYA DALAM GERAKAN SOSIAL” |
TERM OF REFERENCE
PENDAHULUAN
Korupsi. Sebuah perbendaharaan kata yang tak asing bagi Indonesia. Sebuah kata yang cukup menyengat telinga kita dalam kehidupan sehari-hari dan sering ditemukan di ruang privat dan publik kita.
Sejak reformasi 1998, penyakit ini semakin membahana di seluruh Indonesia dan menjadi sorotan dunia internasional. Demonstrasi yang mendengungkan tuntutan terhadap penyelesaian kasus ini sudah tak lagi terhitung mulai dari depan balai desa hingga depan Istana Negara. Penyakit ini sungguh kronis dan mewabah ke banyak kalangan, bahkan melindas kelompok yang sesungguhnya menjadi garda terdepan negara dalam penyelesaian kasus-kasus korupsi.
Lebih jauh lagi, korupsi tidak pernah berdiri sendiri. korupsi di negara ini seringkali bukan sekedar menjadi dampak dari kontrol birokrasi yang lemah, melainkan sebagai akar masalah. Berbagai tragedi politik dan pelanggaran hak asasi manusia terjadi berawal dari sebuah kasus korupsi. Rezim Soeharto misalnya, mempertahankan kekuasaan yang korup dengan berbagai cara, termasuk melanggar hak-hak dasar warga negara, diantaranya agar kepentingan ekonomi dan politik rezim terjaga. Yang terjadi kemudian di Indonesia bukan sekedar aplikasi dari pemeo “power tends to corrupt” melainkan “corrupt to get and maintain power”.
Dalam memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional dan 10 tahun reformasi dalam diksusi ini akan dibahas bagaimana masyarakat sipil, khususnya seniman melihat persoalan ini dan berbuat sesuatu untuk terlibat dalam gerakan sosial, khususnya isu korupsi, lingkungan dan HAM.
Relevankah teater dan seni budaya dijadikan medium kampanye yang dapat dipakai sebagai motivasi untuk perjuangan gerakan anti korupsi khususnya, dan penyadaran politik masyarakat pada umumnya? Disini dapat diperdebatkan bagaimana efektivitas kegiatan seni budaya, khususnya seni peran (teater) sebagai media informasi dan komunikasi publik, sekaligus sebagai media pendidikan; serta seberapa jauh peran yang dapat diambil oleh para pegiat seni budaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam konteks ini khususnya menggagas inisiatif kesadaran dan perlawanan rakyat menghadapi korupsi yang mengakar dalam birokrasi.
TUJUAN
- Menggiatkan ekspresi budaya yang berorientasi dan berpihak kepada rakyat yang menjadi korban tindakan korupsi, pelanggaran HAM dan kerusakan lingkungan.
- Mengolah ruang-ruang seni budaya menjadi wadah dan sarana kampanye publik, khususnya isu-isu korupsi, HAM dan lingkungan.
HASIL YANG DIHARAPKAN
- Publik menjadi lebih paham tentang korupsi dan masalah yang ditimbulkannya termasuk pelanggaran HAM dan perusakan lingkungan, sehingga muncul kesadaran untuk semakin terlibat dalam memerangi korupsi.
- Meluasnya komunitas seni budaya yang bekerja di ranah gerakan anti korupsi.
- Terjadinya proses pembelajaran bersama dalam rangka mengembangkan gagasan-gagasan kreatif dan inovatif untuk kampanye publik.
DAMPAK YANG DIHARAPKAN
- Maraknya kembalinya kebudayaan Sunda, khususnya yang berbasis seni teater dengan membangun komunitas-komunitas budaya berbasis jaringan kerja lokal.
- Ada wacana budaya yang mengangkat tema-tema sosial, khususnya korupsi, lingkungan, dan HAM melalui pemberitaan media dan feature-feature di media massa baik cetak maupun elektronik.
WAKTU DAN TEMPAT Gedung Indonesia Menggugat – Bandung Tanggal 22 Mei 2008 Pukul 10.00 – selesai
PEMBICARA 1. Dede Yusuf 2. Ucok Homicides 3. Acep Iwan Saidi 4. Sely Martini
MODERATOR Aan dan Hawe Setiawan
PESERTA Diskusi ini terbuka dan untuk umum
PENYELENGGARA Kegiatan diskusi publik ini merupakan bagian dari pementasan Teater Sandekala yang merupakan kerja kolaborasi beberapa organisasi yaitu Indonesia Corruption Watch, Mainteater Bandung, Perkumpulan Seni Indonesia, Walhi, ELSAM, INFID, Perkumpulan Praxis, Voice of Human Rights, Forum Diskusi Wartawan Bandung, Forum Belajar Bersama Prakarsa Rakyat – Bandung. |
oleh Pementasan Teater Sandekala @ 8:34 PM;
 |
|
|
|
TENTANG KAMI |

Pementasan Teater Sandekala
Tentang Kami:
Profil Lengkap
|
KEGIATAN |
PEMENTASAN TEATER:
Bandung
23 - 24 Mei 2008 pukul 13.00 WIB (pelajar) dan 20.00 WIB (umum)
Tempat: Gedung Kesenian Rumentang Siang Jalan Baranang Siang no.1 Bandung.
Jakarta
22 Juli 2008 berbahasa Indonesia pukul 14.00 WIB (pelajar) dan 20.00 WIB (umum)
23 Juli 2008 hanya pukul 20.00 berbahasa Sunda
Tempat: Graha Bhakti Budaya - TIM, Jakarta
DISKUSI PUBLIK:
Bandung
22 Mei 2008, pukul 10.00 WIB
Tempat: Gedung Indonesia Menggugat (eks Landraad) Jl Perintis Kemerdekaan, Bandung.
Jakarta
22 Juli 2008 Khusus Pelajar SMU, pukul 16.00 WIB setelah pementasan
Tempat: Graha Bhakti Budaya - TIM Jakarta
|
PENYELENGGARA |
DISELENGGARAKAN OLEH:
Indonesian Corruption Watch, Mainteater, Perkumpulan Seni Indonesia, WALHI
Produser Eksekutif: Chalid Muhammad, Danang Widoyoko, FX. Rudy Gunawan
dan DIDUKUNG OLEH:
ELSAM, INFID, Forum Belajar Bersama Prakarsa Rakyat - Bandung, Forum Diskusi Wartawan Bandung, Perkumpulan Praxis
Untuk kontak silahkan hubungi:
Produser Andi K. Yuwono [0811182301] Wawan Sofwan [081321344618]
Pimpinan Produksi Zhu Khie Thian [081395281713]
Media Relations Agung Yudha [0811870064] R. Waluya Jati [0818854099]
Atau ke alamat sekretariat
Jl. Salemba Tengah No. 39-BB Jakarta 10440-Indonesia Telp (021) 3156907, 3156908 Fax (021) 3900810 mobile 0811182301 email: sandekala@gmail.com
|
ARTIKEL SEBELUMNYA |
|
ARSIP |
|
KOLOM SAPA |
ShoutMix
|
JARINGAN KERJA |
|
MEDIA PARTNER |
|
PENYANDANG DANA |
|
STATISTIK |
|
|